Sabtu, 10 Maret 2018

Andaikan Masjid Atau Langgar Punya Langganan Layakanya Jamaah Terawih Di hari Pertama Ramadhan Maka Anak Punya Panutan

Diera yang modern saat ini, semakin jarang melihat masjid atau langgar memiliki jamaah langganan yang bisa dibilang cukup banyak. Sehingga pemandangan masjid sangat meprihatinkan. Hal ini tak lepas karena teknologi mengalihkan semua. Zaman dahulu ketika langgar rame itu karena listrik tidak ada, apalagi TV, sehingga kelanggar menjadi tempat favorite untuk menghabiskan watu sebelum tidur. Berbeda di era saat ini yang sudah ada listrik, sehingga hampir setiap rumah mempunyai tv sebagai tontonan. Mereka menajdi dimanjakan akan hal tersebut. Magriban atau isyaan dirumah agar tak ketinggalan sinetron yang sebeneranya menjadi hantu bajingan tengik.

Hingga dampaknya anak-anak jadi mengikuti perilaku orang tuanya. Meskipun sudah dipaksa suruh ngaji, kemasjid, atau ke langgar tetap saja banyak anak yang menolak. Hal ini dikarenakan orang tuanya hanya dirumah, dengan dalil “bapak solat dirumah aja, kamu sana yang ke masjid ngaji, biar pintar.” Padahal banyak orang tua yang hanya solat dirumah karena malas datang ke masjid, karena lebih berat akan sinetron yang notabenya adalah penghancur generasi akan datang. Akibatnya, anak zaman sekarang ya begitulah jadinya. Mau di  dipondokan sekalipun kalau orang tuanya masih tetap begitu, anak juga kemungkinan akan meniru.

Adapun yang lebih mirisnya adalah masjid atau musolah kosong. Hanya penghuni setia yang selalu datang yaitu, kakek atau nenek yang notabenya hidupnya mengalami dua era namun lebih lama di era zaman belum ada listrik. Sehingga mereka tetap tegar dan giat mengisi absen di musolah atau masjid terdekat. Meskipun demikian, hal tersebut tidak bisa membuat masjid atau musolah menjadi kelihatan rame atau mempunyai langganan sebagaimana fungsi sesungguhnya.

Maka dari itu, mari ke musolah dan masjid  untuk berjamaah. Karena dengan ibadah yang giat rejeki akan kuat, musibah tidak akan datang ke alam jagat, dan kerukunan hidup makin erat. Selain itu anak punya panutan untuk mengarungi hidup di masa depan, berkat contoh dan prilaku orang yang melahirkan dan membesarkan.(r_rtb)

Senin, 31 Juli 2017

"Puisi Untuk Tuhan"



Dari dalam petak kos-kosan
Aku menerawang cahaya sinar matahari dan bulan
Aku ingin sampaikan pesanku pada Tuhan
Kapan aku mendapat apa yang aku inginkan
Aku sudah mulai lelah Tuhan
Untuk menjalani takdir yang Engkau berikan
Apakah aku haru menggunakan cara instan
Atau aku harus menyerah pada keadaan dan meninggalkan kehidupan 
Aku tunggu jawabanmu tuhan

Bandung, 29 juli 2017

Perjudian Ala Orang Tran

"Perjudian Ala Orang Tran"



Hidup dalam lingkungan Transmigran tapi kehidupan berjalan layaknya di metropolitan. Bukan karena gemerlap indah kotanya, tapi karena kebiasaan orangnya yang sebagian kecil punya kesamaan. Akapah hal gerangan tersebut, iya hal  tersebut adalah Perjudian. Jika di metropolitan perjudian adalah suatu perbuatan dengan status orang yang beruang yang memainkan,  dan dilakukan ditempat yang telah disediakan. Tapi yang di tanah Transmigran tidak kehabisan akal. Mereka memanfaatkan keadaan orang yang yang baru melahirkan, yang biasanya terdapat tradisi dimana masyarakat akan menyambut sang buah hati dengan jagongan dan makan makan dengan harapan anak akan menjadi orang soleh dimasa datang. Namun,  tak ayal termpat tersebut malah disulap sebagai arena perjudian dengan tahuran dimulai lima ribuan. Para jagoan judi ditanah Transmigran juga bukan dari kalangan orang yang banyak uang.  Malah mereka itu adalah kaum buruh ladang yang notabenya masih belum mapan jika dilihat dari semua aspek kehidupan. Yaa... itulah candu judi yang selalu mengikuti dalam benak diri. Dengan harapan bisa menang agar anak istri senang, karena pamitnya jagongan waktu pulng malah bawa uang. Tapi apa bisa dikata, jika kemenangan juga kadang tak kunjung datang,  hingga ayam berbunyi tanda bahwa hari udah mulai pagi. Maka judi akan berhenti dan akan kembali lagi dimalam hari, tentunya malam besonya juga lagi,  sampai acara jogangan penyambutan bayi berhenti.

Jumat, 10 Maret 2017

"Menebus Dosa Di Tanah Transmigran"



Dari dulunya sebuah desa yang kecil dan  permai sekarang menjadi desa penebusan, lantaran tidak sedikit pemuda yang terjebak dalam kehidupan kelam. Bukan hanya sebatas minuman-minuman dipinggir jalan. Namun jalan  pintas untuk merasakan balahan pahapun  dirasa lebih nikmat disebagian orang ditanah Transmigran. Bukan suatu alasan mereka lebih memilih membuka selaput kenikmatan perawan dari pada mengejar impian yang pernah terucap di masa silam. Mereka mengira ketika sudah menancapkan rudal akan mendapatkan kenikmatan. Layaknya film porno yang pernah ditonton akan mengeluarkan desahan dan teriakan. Padahal setelah mempraktikan, hanya sperti onani dengan membayakan seorang teman yang menggairahkan. Tapi apa bisa dikata,  jika semburan lahar panas telah membasahi lubang perkembangbiakan. Hingga ahirnya banyak orang lebih memilih jalur pernikahan untuk menutupi dosa kemaksiatan, agar cap anak haram tidak melekat kepada keturunan. Disaat itulah baru sadar apa yang dirasakan adalah bukan sebuah kenikmatan, tapi awal dimana kita merasakan kehancuran karena belum siap menanggung beban hidup anak orang. Disaat itulah baru sadar tentang impian untuk punya rumah dengan garasi mobil didepan. Disaat itulah baru sadar jika selaput perawan bukan suatu permainan tanpa upacara yang sakral dan persiapan yang matang. Disaat itulah baru sadar jika status lajang sudah hilang dan berubah menjadi pejuang kehidupan untuk istri dan calon bayi yang akan lahir kepangkuan.

Minggu, 25 September 2016

Poetry

Friends
By : Muhamad Rizal
Hasil gambar untuk foto friends
Every people agree that life needs friends,
And friends is one of the parts to succeed in our plan
However,  when friends is no longer friends,
And also don't have respect agin
I just say that you are still my best friend
I'm sorry if I had some mistakes in the old times,
and thanks for being with to spend the wonderful times
I hope that we can see next time
When God give me time to see you again

Selasa, 07 Juni 2016

News Article

Hartati, S.S., M. Hum - Make The Student Always ‘Smile’


“Happy life to Stay Healthy”
That's the piece of the sentence that was said by the Secretary of the Department of Japanese literature and mandarin as the motto of his life in cultural studies. The phrase that emerged from his thinking becoming the cornerstone of her life. “make others smile and laugh is the most boasted to me…” It says women who have humbly smile that became the Secretary of the Department of Japanese and Chinese at the University of General Soedirman, Purwokerto.

Hartati was born on October 12, 1981 in Salam, Brebes Central of Java. She Had dream to be teacher and be the successful person when she was still childhood. However, she had convinced to rich her dream. She started her study when she was seven years old. She took Elementary School and Junior High School in Salam, Brebes Central of Java. In 1996, she and her family move to Beji, Purwokerto after she graduated from Junior High School. Then she continued her study Senior High School in Muhammadiyah Purwokerto. After she graduated from senior high school, she took Japanese Diploma Program on one of private University in Yogyakarta. Then she continued her study in University of Padjajaran to take Degree of Literature Japan and graduated from her study in 2006. Because of her dream would be a teacher on university so she just took magister of Literature Japan and she continued her study in University of Diponegoro and she graduated in 2008.

Talking about her carrier, she started to be a private teacher to junior high or senior high school student. Otherwise, she also gave a lesson courses in Purwokerto. Then, she met Miss. Ely when she worked as a course teacher. For the information, that Miss. Ely is one of person who have the course. Then, Miss gave some of information that University of Jenderal Soedirman needed Japanese lecture. So, she took the opportunity and she applied to be lecture. Because of University of Jederal Soedirman really needed Japanese lecture, so she was accepted as a lecture. Although she was accepted as a lecture, she did not stop to teach on courses, because she needed money and salary as a lecture did not enough.


She proofed that hard work and convince can make someone to be success. Now, in addition to a lecture, she is also believed to be the Secretary of the Department of Japanese literature and mandarin. I class, she is known as a lecture who always make the student smiled and she is dubbed as lecturer who is always happy. She is also called as Tasen on campus.  (Meigha Purwanegara and Muhamad Rizal)

Minggu, 22 Mei 2016

Book Review

Hidup Sederhana Berfikir Mulia


Hidup Sederhana Berfikir Mulia” is a book which is describe about Petrus Kasinius Ojong. The book was writen by Helen Iswhara. For your information, this book was published by PT Kompas Media Nusantara on 2014, but the first edition this book was published on 2001. This book  xvi + 376 pages and three parts.
            This book tell about P.K. Ojong. He born on July, 25 th 1920 in Bukittinggi, West Sumatra and he died on Mei, 31 th 1980 when he was 60 years old. As we know that P.K. Ojong is one of two founder of Kompas Grmedia.
During his life, Ojong exemplary behavior. He is a media boss who is very concerned with its employees. When beginning Compass stand, he gave considerable atention to the paper. Quality journalism, anti-bribery stance is emphasized. Not surprisingly, in a short time compass capable of being trusted and largest daily, until now. Ojong exceptional working model. He just got home when all employees had gone home. Attention to employees is also a hunk of sweet memories. He did not have a decent private home before all employees make home, including a private driver and office. The principle of growing together is an attitude that developed Ojong. No wonder that many employees become loyal to the leadership and media
Critical thinking and simplicity that is the example for everyone nearby, so he's a lot of people happy to be friends with him. this book also mentions that he does not choose select in the mix, he can blend in to anybody and no exception minister or an important person at that time.
            I think that this book is very interesting to read, because of many thing  that we can take after we read this book. Like the title from this book is “Hidup Sederhana Berfikir Mulia”, P.K Ojong also can be as example of life.  For example, he teach to his cildren to do simple life. Bisaides be good people he also have good ideas on his writen.
He could be a reference, if we become a leader. Perhaps I have too much to write about the book's content than the influence of the book on self. However, talking Ojong had never inexhaustible
This book give me an understanding if life is not about the treasure . Life -saving is as a policy that should be practiced but that does not mean if he does not want to spend money voluntarily to the things that it deems necessary. However do not try to abuse the trust because he does not trust anyone who would abuse her trust.

Ojong was an example for many people. At the time of becoming the leader of the Star Weekly, he is willing to pump motorcycle flat belonging to employees (Tan Hong GIE) younger 15 years during a visit to his home, he was also willing to visit the homes of employees (Tan Tjoei Hokc) sick in the alley muddy, even money he ate the same as his driver when he led the Compass.